Saturday, May 12, 2012

Merindu


... So i made a promise to my self
to say each day how much he means to me
and avoid that circumstance
where there's no second chance to tell her how i feel
(Ronan Keating- If Tommorow Never Comes)

Hari ini proses merindu menjadi begitu berat.
Seolah waktu berjalan pasif dibelakang dan sedikit membelakangi detik waktu ke depan. Rindu ini begitu agresif. Akan tetapi, saya memilih diam dan mendengarkan skenario alam.


Cukup lama hari ini aku menghabiskan waktu di apotek usai kunjungan singkat ke dokter umum karena radang tenggorokan.
Cukup peka pula indera perasaku merasa jawaban dari alam.

Ketika memasukki mobil misalnya, pilihan lagu dari random playlist dari salah satu radio swasta masih ingat jelas diurutkan mulai dari Beyonce-Irreplacable dan Adele-Someone like you.
Semudah itu juga saya percaya, alam tidak menyetujui rindukku.

Kemudian saya berbincang hangat dengan kakak dibalik kemudi dengan serpihan kendaraan dijalan malam ini yang cukup ramai.


'Mbak, bagaimana rasannya bertemu orang yang tepat?'

'Yaa, rasannya ketika bertemu kamu akan merasakan 'pas'. Ketika kamu sudah cocok dengannya, orangtuamu menyetujui pasti juga alam akan mengkehendaki..'



Saya diam dan berkaca pada sang rindu.
Poin kedua lah yang menjadi alasan mengapa rindu ini tidak boleh dilanjutkan.
Di poin kedua inilah 365 hari terasa begitu menegangkan seperti halnya ciuman pertama dahulu.
Di poin kedua inilah, aku menempatkan kamu sebagai segala petunjuk untuk mencapai segala keinginan dan obsesiku, sampai akhirnya aku menyuruh alam untuk mempertemukan kita lagi.

Aku mungkin menyerah.
Prosesi merindu hari ini harus aku simpan sendiri,
akan kubagi porsi ini denganmu ketika alam sudah mengkehendaki (ya sayang..)
Merindumu itu akan bagaimana prosesi aku bertutur dan mengingat.
Semoga Sabtu Malammu menyenangkan..



Dear,
Past Lover

No comments:

Post a Comment