Friday, June 14, 2013

Hari 31: Terimakasih

Selama 31 hari ini semua terbayar!
Susah payah menulis setiap hari memang butuh semangat lebih, apalagi ketika resultnya juga menyenangkan bagi orang lain.

Meski keintiman juga butuh niat dan semangat.
31 hari menulis tahun ini juga membawa saya ke level penulisan yang lebih whaaaw-whaaw.
Sebentar lagi jadwal sidang di depan mata :D
Saya engga nyangka apa yang saya tulis di hari pertama di postingan #31harimenulis saya akhirnya membuahkan hasil juga. AAAA ALHAMDULILLAH!

31 hari yang mengajarkan bahwa menulis itu susah, butuh ketekunan.
Menulis yang bisa dimengerti orang lain itu susah.
31 hari penuh suka duka, dan cerita-cerita yang layak diceritakan!

Saya engga pernah suka perpisahan, 
saying goodbye itu engga pernah mudah
tapi we all have a great month with #31harimenulis

see you next year!

Thursday, June 13, 2013

Hari 30: Living level "It Doesn't Get Easier, You Just Get Stronger"

Hari ini Jogja diguyur hujan yang luar biasa derasnya, dengan angin, dengan literan air yang turun berlomba memenuhi tanah Jogja. Hari ini saya terjebak dikampus, lantai empat, dengan hembusan angin dan cipratan hujan yang membasahi kami berdua dikoridor kampus. Membicarakan hal-hal tentang kehidupan bersamaan dengan suara petir yang bersautan.

"Kamu tahu engga, kalau orang-orang itu sukanya me-labeli orang lain dengan sesuatu" gumamku
"Kamu tahu? Aku jadi takut ketika membayangkan gelar yang sudah kutempuh dengan susah payah, terus orang-orang hanya akan melihat sesuatu yang jauh kedepan"
Kamu bingung dan bertanya "Seperti apa misalnya?"

"Habis ini kerja dimana? atau hal-hal lainnya. Bisa engga sih orang-orang cukup merayakan dan memberikan selamat sebatas apa yang terjadi di hari itu?" 
Gerutuku sambil melihat jadwal pendadaran yang tertempel di papan pengumuman kampus sore ini.


***

Percakapan ini kemudian membawa saya berkelana lagi di pikiran saya. 
Sebelumnya saya pernah membicarakan ini dengan salah seorang sahabat saya.

Bahwa hidup kita ini sama halnya seperti sebuah game yang berjudulkan nama kita sendiri.
Tingkat kesulitannya memang berbeda-beda, tapi kita bisa memberikan nama yang sama.

Misalnya, pertanyaan "habis ini kerja dimana" itu sih masih level easy dalam sebuah game.
Tantangan lainnya kemudian mengarahkan kepada pertanyaan "kapan nikah?" 
setelah menikah akan muncul "kapan punya anak?" 
setelahnya "kapan punya anak kedua?" 
setelahnya"kapan kita liburan keluarga?" 
atau "kapan mama dibelikan perhiasan baru?" 
atau "kapan papa naik pangkat" 
atau "kapan kamu punya waktu buat saya" .....




 
Pertanyaan yang semakin menuntut dan mengerucut.
Pertanyaan dikehidupan yang ketika diruntut memiliki difficultiesnya masing-masing.
Untuk level "Intermediate" sendiri saya engga paham, mungkin akan berhubungan dengan religi, atau kesehatan atau entah banyak sekali indikatornya.



Banyak sekali hal yangmana kalau kita kritisi engga akan habis.
Dan jangan pernah menuntut hidup untuk menjadi lebih mudah, it will never happens anyway.
Karena bagaimana pun yang terjadi di hidup kita itu kembali lagi ke kita.
Kita yang harus lebih kuat dalam menghadapinya.

"It Doesn't Get Easier, You Just Get Stronger"
...and i will love you better, C



Wednesday, June 12, 2013

Hari 29: What Would You Do If You Weren't Afraid


"What would you do if you weren’t afraid..."

Terbesit dikepala saya.
Nyangkut sekitar 30 menit lamanya untuk direnungkan kembali ke kehidupan saya yang belakangan monoton.

Banyak hal yang saya takutkan berada disekitar kita.
Jatuh, kesleo, kecelakaan kecil misalnya, atau mendengar obrolan sengit, bertengkar dengan orangtua, dibicarakan kejelekannya whoa seriously, ba-nyak sekali.

What would you do if you weren't afraid

Mungkin kita semua tidak akan merasa takut apabila kita semua lepas dari …agama, nilai budaya, konsekuensi sosial yang jahat. Sayangnya, kami hidup di tanah jawa, dilingkungan orang jawa dan beberapa yang membaur menjadi jawa.

What would you do if you weren't afraid

Mungkin saya ingin punya Negara. Negara kecil yang didalamnya terdiri dari hal-hal menyenangkan, buah-buahan segar, warna yang cerah, kamu yang tidak marah, teman-teman yang searah.

Mungkin hal lainnya lagi saya ingin menjadi langit saja lah. Menggantung saja dikepala kalian. Menikmati hidup kalian dari atas sini. Bergulir. Berganti baju. Menangis. Dipisuhi pawang hujan atau petani basah. Ya tetap. Saya diatas saja. Berputar bersama bumi.

Mungkin hal lainnya lagi saya ingin menjadi sungai. Bermuara sesuka hati, Menerobos bumi hingga dalam yang lain. Menertawakan kapal-kapal yang tenggelam. Beradu bersama ikan dan hidup saja, menggenang.

What would you do if you weren't afraid

Saya berani taruhan demi Negara saya. Saya ingin menjadi diri saya sendiri.
Tapi saya takut. Bertaruh dengan kamu, kamu yang bibirnya nyinyir, kamu yang hatinya anyir, kamu yang sering bilang saya asu dibelakang saya. Kasian asu, dia selalu disalahkan sebagai adu domba bibirmu yang nyinyir itu.

What would you do if you weren't afraid

Saya ingin diam saja.
Menertawakan kehidupan.
Memilih bungkam daripada merindukan kamu yang juga diam.






Tuesday, June 11, 2013

Hari 28: Hari ini Sudah Kemarin

  
***

Jikalau hari ini sudah kemarin,
Mungkin waktu bukan menjadi teman baikku.
Karena ia berlari terus berlari kedepan, 
Sementara aku diam saja melihatnya berlari.

Jikalau hari ini sudah kemarin, 
Aku mungkin hanya akan menunggumu dari angka yang sama ke angka yang sama kembali.
Berharap mereka berada di dijit yang sama.
Katanya itu bagian dari rindu.
Begitu terus, begitu. Saya ulangi terus demi terus.

Jikalau hari ini sudah kemarin, saya ingin tertawa saja.
Menertawakan kemarin, kemarinnya lagi dan kemarinnya lagi.

Jikalau hari ini sudah kemarin, saya akan menyesali kenapa hari ini sudah kemarin.
Kemarin yang lain. Kemarin ketika kamu masih disini.
Kemarin yang lain. Ketika kita masih satu persegi.
Kemarin yang lain. Ketika hari ini sudah menjadi kemarin.


Monday, June 10, 2013

Hari 27: (Sometimes) Your Voice is not Enough

Belakangan cuaca Jogja sendu sekali. Hujan di sore hari, saya menghabiskannya berselimut tebal dibalik sofa favorit saya, kepala saya kelewatan ketika membayangkan hal-hal yang terjadi diluar selimut saya. Boleh saya bilang salah satunya adalah masa depan?

Saya merasa masa depan selalu menyajikan hal-hal diluar kepala saya, mungkin beberapa ketakutan saya, kesenangan lain dan kemudian ketakutan lainnya.

Kepala saya mulai kurang ajar ketika berkelana didalam waktu kedepannya.
Akhirnya saya coba tutupi dengan radio streaming favorit saya, sebentar saya menghilangkan kesenduan dari isi pesan singkat tadi sore.
Ketika badan mulai memberontak, isi perut mulai bergejolak selayaknya butterfly in my stomach and i want to throw it up.

Saya memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan.
Saya pikir saya tidak perlu tahu secara detail, saya hanya perlu merangkul tujuan saya yang ada didepan saja. Tujuan saya. Iya, bukan siapa-siapa lagi karena saya hidup untuk saya sendiri kan?
"Saya egois dengan kehidupan saya, tapi bukan berarti saya harus egois di kehidupanmu kan?"
Kata hati saya pada ke-tahu-an diri saya.




♬....Sometimes your voice is not enough

Playlist radio streaming saya lebih kurang ajar "Songs for the Down and Out" yang di deskripsikan persis seperti apa yang sedang saya lakukan saat ini. "Songs for the Down and Out - Feeling Down? Wrap yourself in a warm blanket and cuddle up with these songs for your listening pleasure."

Ketika playlist di iTunes saya mulai menyindir jahat, saya pasti berlari ke radio streaming. Mendengarkan lagu-lagu yang tidak pernah saya dengar sebelumnya, yang semestinya lebih jahat kalau ditelaah liriknya. Lagu "Stay" Rihanna di iTunes perlu saya sembunyikan beberapa saat. Sampai semua baik-baik saja. Sampai hati saya baik-baik saja. Sampai kamu pergi nanti. Sampai saya akhirnya baik-baik saja.


"Not really sure how to feel about it
Something in the way you move
Makes me feel like I can't live without you
It takes me all the way
I want you to stay....."

Sunday, June 9, 2013

Hari 26: Eye Makeup

Happy Sunday!
Buat saya setiap hari itu adalah Minggu!
Sayangnya begitu. Sayangnya banget kehidupan selo saya ini kebangetan.

Dan di hari Minggu yang mendung kali ini, saya bersama beberapa teman mengunjungi pernikahan salah satu client kami di agency. What making me excited then? Makeup time!!
Semenjak memiliki brushes set i was like super excited for using it.

Hitungannya sih saya masih belajar untuk kasta eye makeup but whatever, it makes me happy!

Bagi kulit saya yang tan, saya merasa coopers bagus karena membuat mata besar saya menyala.
Saya pilih warna-warna yang netral untuk bronzing effectnya.


Playing neutral with coopers color wohooo!
In this case, im using eyeshadow brush, blending brush and also eye defined color.
Untuk masalah bulu mata dan alis ya sudah lah, saya merasa kurang fokus karena ke asyikan main di eyeshadow pallete nya, in this case im using Ultima II Eye Shadow Pallate. Kenapa Ultima? IDK, aku cuma suka warnanya sih engga ada alasan yang lebih spesifik :p


Seru ya jadi cewek, disetiap inchi tubuh bisa dimainin, diwarnain, ah seruu (dudu saru lho) :))




Saturday, June 8, 2013

Hari 25: Lipstick Junkie

-->
Lipstick its my kind of essential thing yang harus saya bawa kemana
Saya paling kesal kalau lipstick ketinggalan dari dalam pouch saya, pasti saya bakalan uring-uringan setengah mateng.
 
Warna yang engga jauh-jauh untuk pilihan lipstick favorit saya engga jauh dari warna coral dan maroon muda. Warna favorit saya ini cocok untuk kulit saya yang cenderung sawo matang dan untuk lipstick saya prefer yang matte karena warnanya yang cukup long-last.
Dan dua pieces favorite saya ini produk lokal kok, meski Chanel always tempting to wear. 




Kalau lagi rajin saya biasanya memulaskan lipstick saya pakai kuas lipstick.
Tapi tentunya sebelumnya pakai lipbalm juga jadi routine sebelum saya pakai lipstick, supaya blends perfect. Buat kalian yang sering pakai lipstick tapi bibirnya sering pecah-pecah gitu, kiranya bibir kalian kurang lembab so lip balm will heal that.

Finding the perfect brand or color untuk lipstick memang engga mudah.
Banyak lipstik-;ipstik dipasaran yang kadang saya kurang suka karena 'aroma' tertentu, atau  teksturnya yang lengket atau bahkan bikin bibir pecah-pecah atau menghitam usai pemakaian.

Tapi, salah satu cara yang paling mudah untuk ngebuat muka kamu fresh yang paling mudah menurut saya ya lipstick!

 Selamat lipstickan ya ciyyyyn *smooches


 

Friday, June 7, 2013

Hari 24: Saving your Value


Pernah engga sih kalian merasa uang bulanan yang harusnya baru ditransfer tanggal 1 kemarin tiba-tiba menyisakkan titisan nol yang minimalis. Sebagian orang punya kebutuhan yang tinggi, padahal belum tentu uang bulanannya cukup ngecover itu.

Beberapa bisa nabung menyisakan uangnya untuk …liburan.
Beberapa dihabiskan untuk having fun.
Beberapa lainnya untuk yaaa banyak lah alasannya.

Beberapa jam yang lalu, saya terlibat pada percakapan intim antar bapak dan anak.
Ngobrolin masalah saving dan uang tentunya.
Sebenernya siapapun bakal ngerasa kekurangan, kecuali dia bahagia dan bersyukur.
Mau yang berpenghasilan besar, dengan kebutuhan besar juga, 
akhirnya akan selalu merasa kekurangan kan?

Tapi gimana ceritanya kalau dengan pendapatan yang seadanya, kebutuhan yang disesuaikan tapi tetap merasa bahagia dan bersyukur?


Papa saya selalu ngingetin saya untuk nabung, nabung dan nabung.
Kebahagiaan seseorang akan materi itu engga bisa diukur sekarang karena kita engga bakal pernah merasa puas.
Papa saya yang seorang pensiunan pun mengalami itu.
Dia mungkin merasa lebih bahagia sekarang dengan apa yang sudah dilalui dan dimilikinya. Meski dengan gaji yang tidak sama dengan yang dahulu.

Bersyukur itu butuh value yang valuable. 
Tapi when it comes to money or anykind of materialistic stuff, yaa tergantung bagaimana kamu bisa melihat itu sebagai value atau added value aja.

Tapi namanya wanita, lapar mata itu bukan suatu hal yang tidak bisa dipungkiri deh. Tinggal bagaimana cara kita mengaturnya aja.


Saya pernah membaca kutipan menarik nih di kolom money and carreer:
“Peningkatan karir, penghasilan dan gaya hidup seperti iring-iringan yang naik bersamaan. Tapi kita tidak boleh terjebak dalam euforia ini”

Bisa dibayangin kan ketika tuntutan hidup apalagi lifestyle mulai memberontak semakin hari semakin ngeri. Gaji yang kita punya mungkin bisa untuk afford itu semua, but it doesn’t long last anyway karena harga akan semakin mahal dan uang yang kita miliki akan semakin menipis.


Don’t be too impulsive with your feelings of buying or having (things ….or hearts)

Thursday, June 6, 2013

Hari 23: They Offer Me 7 Benefits

Hampir 9 tahun saya memakai behel disekujur *ceileh* gigi dibalik bibir saya.
9 tahun lamanya juga saya bersekutu dengan barang-barang bawaan untuk dunia perbehelan,
salah satunya adalah sikat gigi khusus Ortho.
Saya selalu mengganti sikat gigi saya setiap 4 bulan sekali lah kira-kira dan beberapa hari lalu,
saya menyambangi salah satu supermarket dekat rumah saya dengan mengantongi satu alasan:
waktunya beli sikat gigi baru nih..

Ketika sampai di rak sikat gigi, saya selalu scanning deretan produk-produk sikat gigi
mulai dari brand, harga dan warna! (HA~) dan tentu saja reflek mengambil kepada urutan
salah satu sikat gigi Ortho Oral-B warna pink kesukaan saya.
Jujur saya berfikir agak lama ketika memegang sikat gigi yang 9 tahun sudah menemani saya.

Jadi ceritanya, beberapa bulan yang lalu, saya lepas behel !!!
Saya sudah tidak harus berkutat dengan hal-hal orthodontist
Finally.....
dan saya kembali menaruk sikat gigi Ortho tersebut ke rak semula.

Perdebatan batin lainnya kemudian muncul, saya harus mencari sikat gigi baru.
Pilihan yang sulit ketika kamu sudah terbiasa pada hal-hal kecil seperti pilihan sikat gigimu yang 'biasanya'.
Saya mulai memilih dari segi brand, harga dan warna. Membaca benefit satu demi satu sikat gigi yang akan saya pilih. Yaampun, memilih sikat gigi saja bisa sesusah ini ya?

Setelah menghabiskan 15 menit di rak sikat gigi, pilihan saya jatuh kepada salah sikat gigi dari brand yang sama juga sih. Berwarna biru dan sepertinya lebih cocok untuk pria. 

Itu baru sikat gigi.
Masih banyak lagi kan hal-hal kecil di hidup kita yang bahkan kita engga bakalan sadar ketika mereka harus diganti dengan yang lain. Yang menawarkan fungsi yang lebih baik misalnya, harga yang lebih murah, bentuk yang lebih cantik, brand yang lebih istimewa atau benefit yang lebih is-ti-mewaaah. 

Kayaknya plan B untuk semua hal itu penting deh.
Zona nyaman itu ilusi deh.
Kayaknya.


Wednesday, June 5, 2013

Hari 22: Unititled

Saya benar-benar butuh pikiran segar.
Overthink really ruins the rest of my day.

My dear Friday, free me awaaaaaay

Tuesday, June 4, 2013

Hari 21: Curhatan Alis #DiaryAmanda


Semakin kesini, saya merasa penampilan menjadi hal penting dalam kehidupan.
Saat berhadapan dengan oranglain, meeting dengan client *halaaah*
Saya merasa penampilan baik dari segi fashion maupun makeup itu mood booster banget.

Di semester awal kuliah, saya suka sekali dengan sepatu hak tinggi.
Saya merasa jikalau mood saya buruk dihari itu, high heels lah yang jadi jawaban.
Tapi karena faktor usia dan medan aktivitas yang buruk, 
saya belakangan prefer pakai sepatu ber sol wedges atau platform :3

Kali ini saya mau share tentang salah satu make up tools yang sering saya gunakan belakangan.
Semenjak rajin treading alis, saya merasa alis itu juga engga kalah penting untuk diperhatikan.
Alis yang rapih plus Pensil alis belakangan jadi moos booster baru saya (setelah ice chocolate).

Pensil alis yang baik itu yang warna cokelat ya, bukan hitam.
Warna yang natural membuat wajah kita engga berat.
Kalau untuk masalah bentuk, rajin-rajinlah latihan!

Salah satu tool kit wajib saya untuk taking care of my eyebrow adalah Eyelash and Brow Wand.
Yang saya pakai di atas merek Elf sih, warna tangkainya putih dan 
ujungnya sikat seperti pada umumnya Eyelash dan Brow Wand di pasaran dunia.
Selain bisa nyisir-nyisir alis supaya rapih, juga bisa nyiris bulu mata sebelum pakai mascara.
Saya kurang suka pakai penjepit bulu mata karena sering 'njepit' bagian lainnya it hurt eeeh :(
Nyisir alis sebelum pakai pensil alis juga penting, supaya bentukannya lebih halus dan teratur.

Nah, bagi teman-teman yang belum bisa pakai pensil alis bisa dicoba pakai eye shadow.
Biar engga terlalu tebal, pulaskan aja tipis-tipis warna cokelat atau abu-abu untuk kesan yang lebih natural.
Anyway, sekarang dipasaran banyak kok yang jual eyebrow kit instan yang bahkan 
udah ada shapping alis fahbulousnya bagi yang pingin eksperimen dengan cara benar dengan alisnya.

Selamat taking care dan bereskperimen dengan alis kamu^^
 

Monday, June 3, 2013

Hari 20: Lifestyle anyway


Well this picture tell the whole point
Banyak manusia sekarang yang benar-benar berusaha menuruti lifestyle ketimbang real-life nya.
Banyak teman-teman diluar sana yang mulai mencicil jutaan gadget, nice dresses, shoes ahh masih banyak lagi barang-barang mahal.
Tapi when it turns into their self-life nya?
Mereka rela susah payah, makan nasi garam untuk tuntutan keinginannya.
Mereka berjuang mati-matian hanya untuk tuntutan gaya hidup semata.

Saya pernah baca di suatu majalah marketing, memang saat ini pasar kelas menengah Indonesia sedang digempur mati-matian. Apalagi oleh produk-produk internasional yang harganya mengungkap 'nol' yang engga karuan.

Its okey kalau barang-barang itu hanya memangkas 10% dari gajimu, tapi 50% kemudian akan membengkak ke 80% atau 110% ???

Bisa dibayangkan 10 atau 20 tahun lagi mereka jadi apa?
Semakin gaul vs. semakin bangkrut.
Its your choice

Sunday, June 2, 2013

Hari 19: Juni 2013

Selain menunggu jadwal, Juni diri ini diagendakan untuk tetap sehat dan bugar.
Guna membayar kenaikan berat badan selama skripsi nih ceritanya..
Saya merasakan benefitnya banget kok, belajar sambil olahraga~
Selama skripsi kemarin misalnya, saya rutin ngejalanin yogalates, yoga aja, pilates aja atau zumba.
Alasannya: less stress aja.
Selain jajan ice chocolate Dunkin terus, saya agak rutin lho (kemarin) olahraganya
*ciee agak rutin tapi berat badan kemanamana*

Biar otak kerja terus, tapi badan bukan berarti harus dianggurin kaaan?
*semacam ambigu tapi yasudhalah*
Pokoknya Juni ini! Aku! Kudu! Fokus!


Tuh disemangatin post-it tuuuh, aku ki pancen #kudusemangat

Saturday, June 1, 2013

Hari 18: Hipster Enough



Fenomena hipster yang tengah mengobrak-abrik lifestyle anak muda.
Kayaknya dulu engga banyak anak muda yang dilabelkan menjadi hipster.
Sekarang ? Yang mainstream malah ngaku-ngaku hipster.
Sayangnya hipster evolution diatas cuma sampai 2009, karena mungkin kalau diterusin sampai sekarang kehipsteran sudah semakin mainstream untuk diulas.
Yaudahlah

Kamu hipster yang mana?
*sodor mic*