Hati saya masih kacau berat ketika akan menulis postingan ini. 30 menit lalu saya masih menangis dan terbujur kaku dipinggir jalan dan banjir air mata yang desirnya melebihi hujan yang menghias kota Yogyakarta.
Mobil saya, kesayangan saya dengan plat TZ yang sering diolok-olok sahabat saya karena memiliki makna tersendiri untuk diejek, terbakar dibagian mesin.
***
Aki dari mobil saya terbakar didepan mata saya dan bahkan saya tidak menyadari bahwa semua itu terjadi karena saya cukup lalai. Semenjak kemarin saya dan teman saya memang sudah mencium bau karet terbakar, dan kami membiarkannya meski sedikit rasa khawatir dari diri saya aroma ini datang dari mesin mobil dan berceletuk “takutnya ini dari mesin dan mobilnya akan meledak” kata saya malam itu tanpa firasat apapun kamu mengabaikan aroma karet ini dan melanjutkan perjalanan untuk rapat KKN.
Hari ini, pukul 19.30 perjalanan dari KFC Sudirman menuju pulang setelah internal meeting dengan seorang kawan. Lampu mobil saya kembali mati seperti biasa, dan ini sudah kesekian ratus-kalinnya sampai akhirnya saya nekat untuk menggunakan lampu jauh hingga sampai kerumah.
Pukul 19.45 ditengah perjalanan pulang, saya mulai memasuki daerah Colombo dan mencoba mematikan AC mobil. Sesambi saya membuka kaca dan menghendus udara diluar tanpa penuh curiga aroma karet panggang itu justru berasal dari mobil saya. Saya menyetir dengan sedikit was-was akan lampu yang mati dan AC dengan aroma mesin yang menyenangat.
***
Melintasi jalan Cenderawasih saya mulai menyalakan AC dan berfikiran untuk menepi dengan mengecek mesin yang pada akhirnya asap putih justru menyembul dibalik kap dan bilik AC. Saya panik dan menepi ke kiri. Kunci mobil saya macet dan mendapati kobaran api di sisi kiri kap mobil saya yang mulai menjalar ke kaca depan. Terlebih heatset iPod saya yang membelit tubuh menambah panik kondisi saya saat itu.
Tanpa pikir panjang dan menarik kunci mobil, saya menyebrang. Seorang bapak dari laundry depan terlihat cukup panik karena sambaran api yang kian tinggi. Ia dan istrinya mengambil air. Tidak banyak pengendara yang peka akan hal itu dan tetap melaju kencang sambil menatap nanar saja.
Orang-orang sekitar membantu memadamkan staff TK Olifan, bapak laundry dan shop keeper distro yang hanya menyaksikan kami bak drama live menarik :(
Saya sejujurnya panik dan memposting ‘minta pertolongan’ di twitter dengan tangan bergetar dan airmata yang tidak terbendung lagi. Saya serampangan menyebrang jalan ditengah traffic yang macet karena kepanikan yang melanda hebat didalam diri saya. Bapak Laundry bilang kalau saya berdiri ditengah jalan dan hamper tertabrak, dan tentu saja saya tidak mengingat bagian ini.
Saya menyebrang dan mewaspadai bahwa mobil saya akan meledak dan menghancurkan radius terdekat dan memberanikan diri membuka kap mobil ditengah dalam relaan api. Saya bergegas mengambil air mineral didalam mobil dan menyiramnya dari jarak dekat, karena siraman dari orang-orang sekitar jauh dari titik api. Saya tidak peduli akan panas semburan dan hantaran lainnya, saya hanya berharap api belum cukup jauh mencapai bawah dan membuka kap mobil saya dengan penuh gelisah bersama seorang pengendara motor yang terlibat disana.
Api masih pekat dan menjalar cukup jauh didalam mesin. Untungnya ada selang air yang mampu membantu untuk memadamkan api dari TK Olifant tersebut. Kami bisa bernafas lega karena api sudah padam dan karpet basah menutupi bagian mesin yang terbakar.
***
Lagi-lagi aki. Yap, konslet aki yang mengakibatkan semburan api jahat ini. Aki mobil saya bahkan belum ada 3 bulan semenjak kami ganti karena konslet lampu dan kami juga sempat memperbaiki lampu disalah satu bengkel ternama di Jalan Magelang.
Baterai handphone saya pun mati. Saya gemetar dan menangis menunggu kedua orangtua saya untuk sesegera mungkin menghampiri saya. Beberapa coba menenangkan saya dan menyuruh saya berteduh ditengah hujan yang cukup deras. Beberapa kali saya tergelut emosi dan menangis. Sampai akhirnya kedua orangtua, kakak dan sahabat saya datang untuk menenangkan dan mengurus segala kerusakan yang ada.
Pukul 21.00 Mobil saya masih menunggu derek.
Saya hanya bisa berterima kasih dan meminta maaf untuk segala ketololan yang saya buat. Menyebrang sembarangan dan tidak memerdulikan keselamatan saya sendiri.
***
Terima kasih pula untuk segala atensi dari teman-teman dalam merespon semua ini. Bagi yang telah membaca posting/tweet saya, hanya coba mengingatkan akan pentingnya kondisi mesin kendaraan kalian. Sekecil apapun, lampu, klakson dan sesegala yang berhubungan dengan arusnya pada mesin. Saya tidak paham betul akan permasalahan mesin dan sebagainnya, tapi untuk koreksi apabila ada segala sesuatu yang aneh sesegeralah ke bengkel dan hindari asumsi ‘nanti aja ah..’.
Semoga cerita ini berguna untuk teman-teman ya.
Sekali lagi Hawwin dan Satya terimakasih karena sudah sigap untuk pertolongan pertama yang saya butuhkan. Penduduk sekitar Jl. Cenderawasih, mas Puri Artha, mas pengendara motor yang sengaja behenti untuk menolong saya. Saya berterimakasih sebanyak-banyaknya untuk kalian. Alhamdulillah atas pertolongannya semua dapat teratasi dengan baik.
**Kabar terkahir yang saya terima bahwasanya seluruh kabel, aki, dan bagian mesin yg bukan metal habis terbakar. Makasih Gusti, diberi selamat. Nuwun Gusti Nuwun :"
No comments:
Post a Comment