Sunday, August 12, 2012

Diary Bintang

Diary Bintang

Ketika merumuskan diri dalam lamunan, bintang terkadang selalu menjadi jawaban.

Tebaran dalam satuan warna, menyala, berkedip ke arahku seolah menghibur pada tiap malam-malam -malam gelap.

Lamunan malam dan perantarannya.

aku mengidamkan secangkir kopi favoritku malam ini.

dengan sedikit harapan, dan andai aku bisa menjelma malam.

Hujan dan bintang dalam satu malam.

itu hari yang paling aku tunggu.

hari terbaik yang masih selalu kutunggu.


—-


Malam ini gelap.

Bintang tak hadir.

Tapi aku tahu, mereka tetap disana.

Berpijar hanya saja tertutup awan tebal

duka kelam yang terpapar diatas langit

Aku memilih tetap mengadah ke atas,

masih menanti satu bintang yang paling cerah disana, sebagaimana yang selalu kau janjikan dibawah rembulan





Galaksi bersautan menyambut malam ini dengan riang.

Tentu saja, taburan bintang malam ini menggerlapkan seluruh apapun yang ada di kepalaku.

Mungkin bintangku adalah pelantun malam. mungkin bintangku adalah pembawa kemarau.

Bulan sabit disana bersanding kuning menyalak.

Berbeda dan menyengat.

Aku sembari ingin bertitip salam pada matahari.

Angkasa kesukaan disegala musim meski terkadang menyengat terlalu asyik ketika ia datang.

Untuk bintang dan tebaran yang memenuhi langit malam ini.

Aku rindu.



——



Kosmos sebagai leburan segala isi langit yag membuncah diatas kepala

mengawangkan rindu dan membiarkannya berputar memenuhi ruangan ini

membiarkan rindu lainnya tergenang dan menguap begitu saja

teruntuk rindu, yang mungkin takkan pernah sampai



*******************

Desa Sinarjaya, Dusun Cipandan, Garut, Jawa-Barat.

Agustus, 2012