Saturday, October 4, 2014

Invisible Creature

-->
Kalau saja waktu itu aku sudah menyadari bahwa selama ini yang aku mau itu hanyalah kamu.
Mungkin aku akan menghabiskan waktu lebih lama denganmu waktu itu, disalah satu kedai kopi favoritku. Melihatmu mengerutkan dahi. Mengintipmu dari balik layar laptopku.


Kalau saja waktu itu aku memahami bagaimana caramu mengembangkan percakapan seru bersamaku.
Mungin aku akan terlarut bersamamu dan memilih menghabiskan malam bersamamu, mengucapkan malam semenjak itu seterusnya hingga malam ini dan mengelukan bagaimana bahagianya bersamamu.


Kalau saja waktu itu aku tak malu untuk berdua denganmu.
Saat ini aku sedang berbahagia bersamamu, bercerita dan tertawa pada cerita yang kamu ceritakan padamu. Aku bisa bilang aku bahagia dan aku tahu kamu juga.


Menyentuh lenganmu, mengelap sisi bajumu, mencium bau parfum mu, mendengarkan kamu sampai hilang naluriku untuk bisa menyadari keberadaanmu di kepalaku. Mungkin kamu terlalu dekat sehingga membutakan apa yang sudah ada dikepalaku. atau dihatiku. atau keduanya sampai-sampai aku tidak menyadarinya. Aku terlalu buta dan kabur ketika ada kamu disekitarku.


Kalau saja aku menyadarinya lebih awal.
Meminta waktu untuk membawa lembar hidupku lebih baik dari kemarin.
Meminta separuh waktu yang kamu punya untuk bersama aku tentunya.
4 hari dalam seminggu. Tidaklah cukup untuk melihat senyummu yang terkembang diujung sana. Dan aku disini, menatap sisa-sisa kemarin saja.
Mengingatmu, senyum simpul khasmu, gaya bicara datar dan seadanya ala kamu, caramu memanggil namaku. Cuma itu yang aku habiskan disisa 3 hari dalam seminggu.




Aku ingin membahagiakan kamu,  tapi aku tak tahu bagaimana kamu menyadari aku (lagi).
Jadi begini caramu menguji imanku?


"I didn't know you were there
until you said "hello."
You had been watching me
for I don't know how long.
  If only you and I could trust
each other through this,
then together we could
work out who the enemy is.."

A-2014

Friday, June 27, 2014

Bahagiaku begini saja

Mungkin aku mencintaimu dengan salah,
segala salah yang aku benarkan untuk membuatmu tetap bersamamu

Mungkin aku mencintaimu dengan amarah,
seperti apa yang selalu aku lakukan untuk bisa tetap menjaga diriku melalui kamu

Mungkin kami tidak akan pernah benar,
karena dimata semua orang kami adalah kesalahan
tapi mereka tidak tahu,
bahwa kami berbahagia didalamnya

kami tidak tahu, apakah bahagia ini semu
atau memang kami ditakdirkan berbahagia berdua
akan tetapi,
menemukanmu itu tidak mudah, tapi mencintaimu tidaklah pula benar adanya

x x x

Kami memilih mencintai dengan cara yang salah,
dengan cara yang menurut kami bahagia didalamnya.
Kemudian mengapa mereka mempermasalahkannya?

Kebahagiaan yang kami temukan tidak sebesar apa yang orang lain rasakan.
Mungkin hanya dengan pelukan dan ciuman yang kita tahu
hanya kita berdua, dan mungkin Tuhan kami masing-masing
Kebahagiaan kami diketahui kami berempat
dan kami berbahagia disana.

Kami berbahagia dengan hal-hal sederhana,
dengan obrolan ringan antara aku dan kamu,
hari-hari yang aku dan kamu habiskan,
curi-curi pandang manja disetiap waktu,
atau kesempatan kecil lainnya yang kami jadikan istimewa.

Aku dan kamu berbahagia seperti ini
dan aku ingin begini saja.
Menatapmu, tanpa penuh rasa ragu
Begini saja, dengan menggenggam tanganmu
Begini saja, mencium bau parfummu dari tempat dudukku

Bahagiaku begini saja,
ketika kamu berada disebelahku
dan tersenyum dan percaya bahwa semua akan baik-baik saja
karena selama ini yang menyatukan kami hanyalah hati kami masing-masing.
Tidak kurang dan tidak lebih.
Kamu saja sudah cukup untukku.



"When we started both brokenhearte, not believing
It could begin and end in one evening
When we parted, moving on
And believing
It could begin and end in one evening"
NBP - 2014

Friday, April 18, 2014

The Untold

-->
Mungkin satu hal tidak mudah dilupakan semudah itu.

Semudah pintu rumah seseorang 
yang mungkin pernah kau ketuk dan berkunjung di dalamnya.
Kita akan keluar menjadi pribadi yang lain lagi.
Mungkin di dalam ada cerita, 
sesuatu yang mungkin ingin kau simpan saja di dalam hatimu.

Mungkin akan kau bungkus dengan pita,
kau beri hiasan dengan warna-warna yang kau suka.
Mungkin akan aku bawa saja bersama berjalan-jalan sore menikmat hujan 
yang mulai membasahi kaca mobilku.
Karena kau tahu, hari esok tidak pernah sama dengan hari ini.
Mungkin akan kau ceritakan dengan scene dan backsound yang sengaja kau pilih nanti. 
Mungkin lagu bahagia yang akan mengirinya, mungkin lagu sedih atau bahkan lagu-lagu kekinian favoritmu saat ini.
Karena kau paham, lagu ini hanya akan berdurasi 3 menit dan setelahnya kau ulang kembali.
Mungkin hanya ini yang selalu akan sama disepanjang cerita.
 
Namun, kau biarkan hidupmu diam saja.
Kau biarkan cerita dengan bungkusan biru dan merah ini berdiam saja.
Karena kau tidak ingin segala sesuatu yang telah kau bangun ini meledak riuh di hidupmu.
Karena kau tahu, hidupmu sedang penuh kejutan sekarang.
Karena kau tahu ketika cerita itu tersampaikan ke aku, 
setelah itu hidupmu tidak lagi sama
Hidupmu dan hidupnya tidak lagi sama.
Singkat cerita, hidup kami tidak akan pernah sama lagi.

Kemudian kamu memilih sisanya,
untuk diam saja menanti
kapan cerita dengan pita dan hiasan warna-warni ini akan kau berikan ke dia.
Kami memilih sisanya.
Untuk diam saja.
Dan membawa cerita dengan pita dan hiasan warna-warni ini bersama kami.
Sampai nanti, cerita yang lain lagi dengan bungkusan dan pita berbeda.
Dengan atau tanpa kamu ataupun aku.
Dengan atau tanpa pemeran yang sama diceritanya.
-Sealed-



the untold
RPH- April 2014

Tuesday, April 15, 2014

Pelukan

-->
Mungkin memang benar bahwa tidak ada tempat senyaman pelukan.
Tempat yang bisa menghasilkan kejujuran atau kebohongan yang dilipat gandakan.

Apapun yang terjadi di dalam pelukan selalu meluap-luap.
Entah senang, sedih, hari yang buruk atau rindu.

Satu hangatnya tubuh manusia dengan sepasang tangan kemudian aku bisa terlena mati-matian di dalamnya.

***

Aku selalu menikmati setiap hempas pelukan yang selalu punya ceritanya masing-masing.

Ada kebahagiaan yang kami ungkapkan melalui pelukan,
bungkam saja dan kami sama-sama tahu bahwa kami sedang berbahagia.
Ada rindu yang tidak pernah habis rasanya di dalam pelukan,
bungkam saja dan kami sama-sama tahu bahwa tidak ingin buru-buru mengakhirinya.
Ada kesedihan yang pernah saya sampaikan melalui isak tangis di pelukan,
bungkam saja dan kami sama-sama tahu bahwa kami sedang tidak berbahagia.

Dalam satu dekapan saja,
aku bisa tahu bagaimana caramu akan menuntun cerita antara aku dan kamu selanjutnya.  
Antara hati yang terlalu dingin dan ego yang kau agungkan mungkin bisa kami luluhkan melalui pelukan.  Antara aku dan kamu mungkin bisa disatukan hanya melalui pelukan. 
Setiap pelukan memiliki ceritanya masing-masing....


"Wherever I go, Whatever I do
I wonder where I am in my relationship to you
Wherever you go, Wherever you are
I watch that pretty life play out in pictures from afar
"
In Your Atmosphere - John Mayer

Friday, June 14, 2013

Hari 31: Terimakasih

Selama 31 hari ini semua terbayar!
Susah payah menulis setiap hari memang butuh semangat lebih, apalagi ketika resultnya juga menyenangkan bagi orang lain.

Meski keintiman juga butuh niat dan semangat.
31 hari menulis tahun ini juga membawa saya ke level penulisan yang lebih whaaaw-whaaw.
Sebentar lagi jadwal sidang di depan mata :D
Saya engga nyangka apa yang saya tulis di hari pertama di postingan #31harimenulis saya akhirnya membuahkan hasil juga. AAAA ALHAMDULILLAH!

31 hari yang mengajarkan bahwa menulis itu susah, butuh ketekunan.
Menulis yang bisa dimengerti orang lain itu susah.
31 hari penuh suka duka, dan cerita-cerita yang layak diceritakan!

Saya engga pernah suka perpisahan, 
saying goodbye itu engga pernah mudah
tapi we all have a great month with #31harimenulis

see you next year!

Thursday, June 13, 2013

Hari 30: Living level "It Doesn't Get Easier, You Just Get Stronger"

Hari ini Jogja diguyur hujan yang luar biasa derasnya, dengan angin, dengan literan air yang turun berlomba memenuhi tanah Jogja. Hari ini saya terjebak dikampus, lantai empat, dengan hembusan angin dan cipratan hujan yang membasahi kami berdua dikoridor kampus. Membicarakan hal-hal tentang kehidupan bersamaan dengan suara petir yang bersautan.

"Kamu tahu engga, kalau orang-orang itu sukanya me-labeli orang lain dengan sesuatu" gumamku
"Kamu tahu? Aku jadi takut ketika membayangkan gelar yang sudah kutempuh dengan susah payah, terus orang-orang hanya akan melihat sesuatu yang jauh kedepan"
Kamu bingung dan bertanya "Seperti apa misalnya?"

"Habis ini kerja dimana? atau hal-hal lainnya. Bisa engga sih orang-orang cukup merayakan dan memberikan selamat sebatas apa yang terjadi di hari itu?" 
Gerutuku sambil melihat jadwal pendadaran yang tertempel di papan pengumuman kampus sore ini.


***

Percakapan ini kemudian membawa saya berkelana lagi di pikiran saya. 
Sebelumnya saya pernah membicarakan ini dengan salah seorang sahabat saya.

Bahwa hidup kita ini sama halnya seperti sebuah game yang berjudulkan nama kita sendiri.
Tingkat kesulitannya memang berbeda-beda, tapi kita bisa memberikan nama yang sama.

Misalnya, pertanyaan "habis ini kerja dimana" itu sih masih level easy dalam sebuah game.
Tantangan lainnya kemudian mengarahkan kepada pertanyaan "kapan nikah?" 
setelah menikah akan muncul "kapan punya anak?" 
setelahnya "kapan punya anak kedua?" 
setelahnya"kapan kita liburan keluarga?" 
atau "kapan mama dibelikan perhiasan baru?" 
atau "kapan papa naik pangkat" 
atau "kapan kamu punya waktu buat saya" .....




 
Pertanyaan yang semakin menuntut dan mengerucut.
Pertanyaan dikehidupan yang ketika diruntut memiliki difficultiesnya masing-masing.
Untuk level "Intermediate" sendiri saya engga paham, mungkin akan berhubungan dengan religi, atau kesehatan atau entah banyak sekali indikatornya.



Banyak sekali hal yangmana kalau kita kritisi engga akan habis.
Dan jangan pernah menuntut hidup untuk menjadi lebih mudah, it will never happens anyway.
Karena bagaimana pun yang terjadi di hidup kita itu kembali lagi ke kita.
Kita yang harus lebih kuat dalam menghadapinya.

"It Doesn't Get Easier, You Just Get Stronger"
...and i will love you better, C