Sunday, May 20, 2012

Mawar



Saya memiliki fetish tersendiri dengan mawar,

terutama mawar merah.

Meski tulip atau lavender terlihat lebih memesona, pilihan saya selalu jatuh kepada mawar merah.


Kesukaan saya kepada mawar sering mendatangkan insiatif dari ‘cerita terdahulu’ untuk disematkan.


***


Mawar sebagai permulaan langkah,

mawar sebagai pembuka cerita dihari baru.

Mawar sebagai harapan yang akan ditanamkan pada jiwa yang menerimannya.


Mawar dikala itu menjadi sebuah penanda,

tangkai yang menyiratkan akan durasi cerita yang telah terbangun.

Mawar dikala itu semerbak, mewangi mengisi ruang kamar.

Menyisakan rindu si pemberinnya.



Di suatu senja hari yang lain,

Saya pernah memberikan mawar merah untuk seorang pencinta.

Mawar pertama yang ku berikan pada seseorang.

Debaran yang datang ketika muka kita saling tersipu ketika kamu menerimanya.

Mawar sebagai bongkahan semangat untuk skripsi yang tengah kamu lalui.



Tenyata, membagi kesenangan tangkai mawar dengan seseorang yang dicintai itu lebih dari magis.

Memberikan mawar untuk seseorang,

terasa lebih luar biasa.



Sekarang mawar ini menjadi kesukaan kita berdua,

Mulai saat itu mawar adalah harapan,

Yang siap merekah, tumbuh dan (mungkin) layu bersama.


***


27 Januari, mawar berubah arti.

Mawar sebagai penutup, mawar perpisahan.

Mawar perpisahan tidak pernah menjadi begitu menyesakkan.

Mawar yang masih menyisakan duri ditangkainnya.

Mawar tidak pernah sebegitu memilukannya dan meninggalkan kamu disana.

Sampai akhirnya aku melupakan mawar.



Mawar merah akan menghitam dibalik waktu.

Berlubang menganga dikelopaknya.

Meninggalkan genangan air beraroma getir dibawahnya.


Mawar merahku sudah layu.

Mawar merahku berhenti merekah




Minggu, pukul 15.00 disuatu sudut kota Yogyakarta

Satu buket mawar putih akan menjadi pemula yang baik

Terselip satu mawar merah disana,

penanda bahwa ada hal-hal di dunia ini yang tidak pernah bisa benar-benar kita benci.

Ia akan kembali lagi.


Mawar ini akan mengingatkan bahwa ia pernah menjadi kegemaran di diri ini,

memipihkan porsi sampai akhirnya benar-benar terurai dimakan waktu.

Saya ingin mengingatmu didalamnya, menyerbakkan aromamu dihidupku lagi.

Lewat mawar yang pernah jadi cerita dan celah diantarannya.



**Mawar merah memiliki makna cinta, kecantikan, keberanian, penghormatan, keromantisan dan ucapan selamat (datang dan tinggal –di dalam versi cerita saya).



dan, Kamu tetap akan selalu menjadi mawar merah berbalut duri tajam di hidupku,

yang mungkin akan selalu kutunggu untuk merekah kembali

No comments:

Post a Comment