"What would you do if you weren’t afraid..."
Terbesit dikepala saya.
Nyangkut sekitar 30 menit lamanya untuk direnungkan kembali
ke kehidupan saya yang belakangan monoton.
Banyak hal yang saya takutkan berada disekitar kita.
Jatuh, kesleo, kecelakaan kecil misalnya, atau mendengar
obrolan sengit, bertengkar dengan orangtua, dibicarakan kejelekannya whoa
seriously, ba-nyak sekali.
What would you do if you weren't afraid
Mungkin kita semua tidak akan merasa takut apabila kita
semua lepas dari …agama, nilai budaya, konsekuensi sosial yang jahat. Sayangnya, kami hidup di tanah jawa, dilingkungan orang jawa
dan beberapa yang membaur menjadi jawa.
What would you do if you weren't afraid
Mungkin saya ingin punya Negara. Negara kecil yang
didalamnya terdiri dari hal-hal menyenangkan, buah-buahan segar, warna yang
cerah, kamu yang tidak marah, teman-teman yang searah.
Mungkin hal lainnya lagi saya ingin menjadi langit saja lah.
Menggantung saja dikepala kalian. Menikmati hidup kalian dari atas sini.
Bergulir. Berganti baju. Menangis. Dipisuhi
pawang hujan atau petani basah. Ya tetap. Saya diatas saja. Berputar
bersama bumi.
Mungkin hal lainnya lagi saya ingin menjadi sungai. Bermuara
sesuka hati, Menerobos bumi hingga dalam yang lain. Menertawakan kapal-kapal
yang tenggelam. Beradu bersama ikan dan hidup saja, menggenang.
What would you do if you weren't afraid
Saya berani taruhan demi Negara saya. Saya ingin menjadi
diri saya sendiri.
Tapi saya takut. Bertaruh dengan kamu, kamu yang bibirnya
nyinyir, kamu yang hatinya anyir, kamu yang sering bilang saya asu dibelakang
saya. Kasian asu, dia selalu disalahkan sebagai adu domba bibirmu yang nyinyir
itu.
What would you do if you weren't afraid
Saya ingin diam saja.
Menertawakan kehidupan.
Memilih bungkam daripada merindukan kamu yang juga diam.
No comments:
Post a Comment